
Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam kembali menjadi sorotan setelah menerima kunjungan tim Investment Forum bersama Bank Indonesia, yang kali ini turut menghadirkan wisatawan dari berbagai negara pada Jum’at (22/8)
Agenda ini dirancang sebagai upaya memperkenalkan sekaligus mempromosikan potensi eco-geotourism yang dimiliki kawasan konservasi Tahura SA.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan kunjungan ke Pesanggrahan Belanda, bangunan bersejarah peninggalan era kolonial. Setelah itu, rombongan langsung menuju Paralayang Spot, lokasi lepas landas atlet paralayang. Dari titik ini, wisatawan disuguhi panorama spektakuler “Negeri di Atas Awan” dengan hamparan pegunungan, perbukitan, serta pemandangan Waduk Riam Kanan yang terlihat jelas dari ketinggian.
Perjalanan berlanjut dengan pengamatan batuan serpentinite, salah satu geosite penting Geopark Meratus yang berusia ratusan juta tahun. Usai itu, para tamu menikmati sarapan di Tahura Resto, sebelum melanjutkan ke area konservasi anggrek dimana mereka diperkenalkan pada berbagai spesies anggrek khas Kalimantan, serta mencicipi pengalaman unik menikmati madu kelulut langsung dari sarangnya.
Agenda berikutnya membawa rombongan ke penangkaran rusa sambar, satwa endemik yang dilindungi. Wisatawan berkesempatan memberi makan rusa secara langsung, menciptakan interaksi dekat dengan satwa liar.
Kegiatan kemudian ditutup di Pusat Informasi Geologi, tempat para peserta mempelajari kekayaan alam, warisan geologi, sekaligus budaya lokal di kawasan Geopark Meratus.
Kunjungan ini tidak hanya menegaskan posisi Tahura Sultan Adam sebagai destinasi wisata alam dan konservasi unggulan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan ekologis dan geologis Kalimantan Selatan kepada dunia internasional.
Comments (0)
Leave Comment